Ditantang Berdebat, Sri Mulyani: Saya Tidak Takut

oleh -627 views
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
(Foto: monitor.co.id)

Patrolmedia.co.id, Jakarta — Saat menghadiri acara alumnus penerima beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP)-Welcoming Alumni LPDP-di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, kalau dirinya tak takut berdebat dengan orang berpemikiran sempit dan tidak percaya diri pada potensi Indonesia di masa depan.

“Saya lihat akal mereka ini yang dipikirkan hanya kepribadian sempit, katak dalam tempurung, selalu ketakutan, hidupnya hanya curiga, tidak bisa lihat orang yang berbeda, tidak mampu bergaul dengan orang yang berbeda dengan kita, mereka itu adalah masa depan yang mengkhawatirkan. Saya tidak takut kepada tantangan berdebat,” kata Sri Mulyani, dalam sambutannya, dilansir kompas.com, Senin (7/5/2018).

Sri Mulyani melanjutkan, kualitas negara ditentukan dari kualitas para elite-nya. Dalam hal ini, Sri Mulyani menilai para alumnus dan awardee LPDP merupakan elite sekaligus generasi penerus bangsa Indonesia.

“Negara ini sedang dititipkan pada Anda. Jadi, kalau ada orang yang hanya komplain seperti Ibu Sri Mulyani APBN-nya ngutang melulu, saya menantang anda untuk bersuara. Tidak ada yang saya takuti, yang saya takuti cara berpikir terutama generasi muda yang tidak mau berpikir terbuka,” tegasnya.

Soal jabatan, debat, jadi menteri yang dinilai tidak pintar atau tidak terbaik, bukan hal yang dia takuti, karena tidak ada konsekuensi terhadap negara. Justru, kata Sri, cara berpikir warga Indonesia yang tidak peduli, pesimistis, dan takut berkompetisi itulah, yang punya konsekuensi terhadap kelangsungan negara.

Pernyataan Sri Mulyani di acara alumnus itu, tidak menyebut siapa orang yang dimaksud berpemikiran sempit hingga Menkeu tak takut diajak berdebat.

Tapi, sebelum itu, mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Rizal Ramli menantang Sri Mulyani berdebat soal utang luar negeri dalam pengelolaan APBN.

Tantangan debat Rizal Ramli berawal saat Presiden Jokowi mempersilakan siapa saja boleh berargumen dengan data dan angka yang jelas.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam wawancara dengan salah satu jurnalis terkait utang luar negeri yang dikritik sejumlah kalangan.

 

Editor: Chandra Adi Putra