
Patrolmedia.co.id, Surabaya – Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menyatakan, para pelaku aksi teror bom bunuh diri yang melibatkan anak-anak mereka di Surabaya pada Minggu, (13/5/2018) dan Senin (14/5/2018) pagi ini, merupakan pola baru dan pertama di Indonesia.
“Keterlibatan anak-anak baru pertama di Indonesia. Memprihatinkan,” kata Tito dalam jumpa pers di Polda Jawa Timur, Surabaya, hari ini, seperti dilansir cnnindonesia.com.
Menurut Tito, serangan bom bunuh diri di Surabaya memperlihatkan adanya keterkaitan para pelaku dengan kelompok Islam Irak dan Syam (ISIS).
Sebab, Tito menyatakan pola serangan bom menggunakan anak-anak dan perempuan kerap dilakukan ISIS.
“Ini tidak terkait dengan agama apapun, tetapi jaringan dari Timur Tengah,” katanya.
Dikatakan pula, pada 2017 lalu, Polri berhasil menggagalkan aksi serangan bom yang hendak dilakukan oleh seorang perempuan bernama Novi sebagai “Pengantin”. Perempuan itu akan menyerang Istana Merdeka di Jakarta, waktu itu.
“Novi saat itu ditangkap dalam keadaan hamil, kemudian dibawa ke Mako Brimob, dan beberapa bulan kemudian melahirkan,” kata Tito.
Lanjutnya, Novi ini, menjadi salah satu korban penganiayaan dalam kerusuhan di rumah tahanan Mako Brimob, namun dia berhasil diselamatkan.
Disamping itu, Kapolri juga menyatakan, terduga pelaku serangan bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya diduga masih satu keluarga dengan anggota kelompok Jamaah Ansharut Daulah (JAD).
“Pelakunya satu keluarga juga, sudah teridentifikasi, empat meninggal,” kata Tito.
Pelaku bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya menggunakan 2 sepeda motor terpisah. Mereka pasangan suami istri dengan 3 anak.
Namun, satu bocah terlempar dari sepeda motor saat terjadi ledakan bom.
“Yang anak-anak terlempar, masih selamat. Saat ini ada di RS Bhayangkara,” kata Tito, dikutp cnnindonesia.
Editor: Chandra Adi Putra