Patrolmedia.co.id, Solok – Anggota DPRD Kabupaten Solok, F-Partai Bulan Bintang (PBB), Erpalis mengkritik program Kementerian Pertanian (Kementan) soal kawasan selatan Kabupaten Solok akan dijadikan sebagai daerah sentra bawang merah dan bawang putih.
Menurutnya program Kementan tersebut sudah keluar dari maksud semula. Program itu tidak lagi sebagai komoditas pertanian, melainkan sudah menjadi komoditas politik.
Berita terkait: Petani Bawang jadi Korban ‘PHP’ Anggota DPD RI
“Kita sedih, program nasional diboncengi kepentingan politik dan bisnis, mulai dari tokoh masyarakat, tokoh politik, bahkan senator. Jangan jadikan ini komoditas politik, kasihan rakyat,” ujar Erpalis pada Patrolmedia, beberapa waktu lalu.
Erpalis, Putra Nagari Sungai Nanam Kecamatan Lembah Gumanti ini mengatakan, program menjadikan kawasan selatan kabupaten solok sebagai sentra bawang, seharusnya melibatkan seluruh pihak terkait.
Ia meminta harus ada elemen terkait, mulai dari tingkat terbawah seperti petani, penyuluh, kelompok tani, hingga wakil rakyat di DPRD Kabupaten Solok.
Kemudian, program dari pusat itu harus saling berkoordinasi dan menggunakan database.
“Bukan malah mengaitkan diri. Apalagi memasukkan kepentingan politik dan bisnis pribadi ke dalam program Kementerian seperti ini,” sindir pria yang juga petani di Sungai Nanam sejak tahun 1990-an tersebut.
Erpalis memapar, kawasan di selatan Kabupaten Solok sangat identik dengan komoditi bawang dan sayuran, khususnya Nagari Sungai Nanam dan Alahan Panjang.
Namun, saat ini petani bawang di Kabupaten Solok rata-rata hanya bisa menggarap masing-masing 2 hektare.
Untuk menjalankan program tersebut, tentu harus melibatkan banyak petani dengan kelompok tani.
“Maka, sosialisasi di tingkat petani harus lebih gencar. Karena kekuatan terbesar berada di tingkat petani,” kata Ketua Fraksi PBB itu.
Bupati Solok, Gusmal mengatakan potensi lahan budidaya bawang di Kabupaten Solok sangat luas.
Hampir seluruh kawasan daerah itu, yakni Lembah Gumanti, Hiliran Gumanti, Danau kembar, Lembang Jaya dan Pantai Cermin, merupakan areal budidaya bawang dan sayuran.
“Ini potensi unggulan yang harus kita maksimalkan, untuk meningkatkan taraf hidup petani,” kata Gusmal.
Penulis: Niko Irawan
Editor: Erwin Syahril