Pengunjung yang datang ke Payo tak hanya melihat potensi alam nan indah dan sejuk, melainkan juga menikmati industri olahan produksi pertanian.
“Dengan demikian agrowisata yang dicita-citakan tidak sekedar impian tapi jadi kenyataan. Perekonomian masyarakat Payo bisa meningkat karena banyaknya wisatawan berkunjung ke lokasi itu,” kata Zul.
Reinier juga menyebutkan saat ini juga muncul Sawah Solok yang akan menjadi partner agrowisata Payo. Hanya saja untuk wisata Sawah Solok masih memiliki perjalanan panjang karena, di Sawah Solok baru sekedar melihat tanaman padi dan budidaya ikan kolam air deras.
“Jika panen tiba, tentu agrowisata tadi tidak ada lagi karena hanya terlihat hamparan sawah semata,” katanya.
Setidaknya, lanjut Reinier, untuk melangkah kearah agrowisata sudah ada, apalagi untuk lokasi Sawah Solok sudah dibangun gedung-gedung, mushola, dan pondok istirahat yang bisa dimanfaatkan pengunjung sambil memandang hamparan padi dan budidaya ikan kolam air deras.
“Sejak dibangunnya gedung-gedung di Sawah Solok, persisnya di Kelurahan KTK, sudah banyak dikunjungi masyarakat,” kata Reinier.
Menurutnya, saat ini pengunjung yang datang ke lokasi itu hanya sekedar mengabadikan foto saja. Lokasi tersebut belum bisa sepenuhnya dinikmati pengunjung, karena tidak adanya penjual makanan dan minuman di Sawah Solok.
“Peluang ekonomi ini hendaknya dapat dibaca masyarakat setempat dengan membuka warung-warung minuman sehingga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar,” kata Reinier. (Niko)
