Info Terkini
Hasan Nasbi resmi mundur dari jabatan Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan ----- Aktivis Batam Yusril Koto ditangkap Polresta Barelang ----- PWI Batam sesalkan kehadiran Deputi Ariastuty di Konferkot ilegal ----- Asrama Haji Batam bakal dikembangkan dengan konsep Hotel ----- Personel Polda Kepri latihan tactical floor game persiapan pengamanan Hari Buruh 2025 ----- Warga segera serahkan KK ke RT, Pemko Batam bakal salurkan Bansos
Solok  

Zul Elfian Belajar Penanganan Sampah Ke Kota Cilegon

banner 120x600

Zul Elfian Belajar

Patrolmedia.co.id, Solok – Zul Elfian belajar penanganan sampah ke Kota Cilegon. Hal itu dilakukan Wali Kota Solok Zul Elfian guna terus mencari solusi penanganan sampah.

Selain mengharapkan dukungan Pemerintah Pusat, Pemko Solok juga melakukan studi tiru ke berbagai pemerintah kota/kabupaten yang telah mampu mengelola sampah secara optimal.

“Inovasi terkait pengolahan sampah oleh Pemkot Cilegon ini sudah terbukti manfaatnya. Bukan saja mengatasi persoalan sampah tetapi juga mendatangkan pendapatan,” kata Zul Elfian
saat kunker di Cilegon, Senin (20/3/23).

Pemko Solok ingin mempelajari pengolahan sampah menjadi bahan bakar jumputan padat atau BBJB Plant yang sudah dilakukan Pemkot Cilegon.

Menurut Zul Elfian, sampah menjadi persoalan perkotaan yang kini banyak dihadapi pemerintah. Oleh karenanya, ketika Cilegon mampu berinovasi mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomi.

“Bayangkan tanpa menggunakan APBD, Cilegon bisa membangun pengolahan sampah. Bahkan banyak yang mendukung. Makanya kita jauh-jauh ke sini mau belajar. Pemimpin yang baik adalah yang mau belajar dari orang lain yang kinerjanya terbukti baik,” katanya.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Solok Edrizal mengatakan, produksi sampah Kota Solok dalam sehari bisa mencapai lebih kurang 45 ton. Angka tersebut bisa naik dalam momen tertentu, seperti bulan Ramadan. Sebagian diantaranya merupakan sampah organik.

“Produksi sampah Kota Solok per tahun bisa mencapai sekitar 19.663 ton. Sementara yang terolah dan termanfaatkan baru 15,10 persen. Selebihnya tertangani dan bermuara di TPA,”katanya.

Saat ini, pihaknya baru mengelola sampah organik menjadi produk kompos. Kita sudah memiliki rumah kompos yang dibangun dengan dana DAK 2021, sampah organik yang terkumpul diproses sekitar 21 hari, hasil prosesing akan dibawa ke rumah kompos. Produknya bisa kompos padat dan cair,” jelasnya.

banner 325x300
sgm234 sgm188 login sgm188 asia680 slot bet 200 asia680 sgm234 login sgmwin sgm234 sgmwin sgmwin sgmwin ASIA680 sgmwin sgmwin sgmwin sgmwin sgmwin sgm188 sgm188 sgm188 sgmwin sgmwin sgmwin