S.id situs pemendek Link
Menurutnya, sangat penting bagi perusahaan yang ingin mengiklankan produk atau branding sehingga mudah diingat pengguna.
“Misalnya, cukup menuliskan s.id/Merek-X tidak perlu menuliskan URL yang panjang dan ribet,” terangnya.
Ia memapar, microsite saat ini banyak membantu guru dan dosen yang memajang mata ajarnya di S.id tanpa harus repot memikirkan hosting dan membuat domain.
Pelaku UMKM dan penyelenggara event organizer atau wedding organizer juga sudah banyak yang familier dan memanfaatkan platform tersebut.
“Sebagai platform digital yang terbuka, tempat pengguna bisa membuat konten secara mandiri,” katanya.
Kini, layanan digital S id mendapat dukungan dari Kementerian Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) melalui PANDI (Pengelola Nama Domain Indonesia/id. Registry).
Per Januari 2025, situs ini tembus diangka 1,5 juta pengguna.
“Tahun 2025 memberi harapan baru, sejak pertengahan Januari, tembus 1,5 juta pengguna aktif,” kata dia.
“Angka itu dengan total tautan pemendek sebanyak 15,3 juta dan microsite mencapai 1,43 miliar pengunjung (visitor),” sambungnya.
Dari 1,5 juta pengguna, sebanyak 80% berasal dari Indonesia. Sementara pengguna luar negeri berkisar 636.000 dari 191 negara.
5 besar negara pengguna utama setelah Indonesia yaitu Vietnam, India, Amerika, Hong Kong, dan Banglades.
Platform yang menawarkan aplikasi pemendek URL (unicode resource locator) dan microsite (biolink) kini makin mendapat tempat bagi generasi Z.
Penggunaan platform ini didominasi sektor pendidikan 33%, personal branding 21%, event (6%, online shop (5%, portfolio (3%, dan laman komunitas (3%.
Atmaji menambahkan, pihaknya tidak boleh berpuas diri dan akan terus meningkatkan keandalan platform mereka digital nasional dan global.
“Kami mengapresiasi pengguna shortener (pemendek) link dan bio-link (microsite) atas kehadiran platform kami yang semakin massive,” tutupnya.
Editor: Erwin Syahril