Prabowo Pangkas Anggaran K/L, Sektor Perhotelan Bakal Kena Imbas

Prabowo Pangkas Anggaran
Presiden Prabowo
Prabowo Pangkas Anggaran
Presiden Prabowo menargetkan hemat APBN 2025 melalui efisiensi belanja K/L dan Pemda. (Foto: Setkab)

Patrolmedia, Jakarta -:- Pemangkasan anggaran
belanja pemerintah yang diinstruksikan Presiden Prabowo Subianto bakal berimbas bagi sektor perhotelan di Indonesia.

Prabowo menargetkan penghematan APBN 2025 hingga Rp306,69 triliun lewat efisiensi belanja kementerian, lembaga (K/L) dan pemerintahan daerah.

Melansir bisnis, Senin (3/2/25), kebijakan itu dipercaya bakal berefek lebih jauh bagi penyerapan tenaga kerja dan dampak sektor perhotelan terhadap ekonomi daerah serta nasional.

Sementara, sektor perhotelan sedang dalam tren peningkatan usai ‘mati suri’ akibat pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia beberapa tahun lalu.

Kontribusi ekonomi usaha perhotelan itu tercermin dari nilai tambah yang dihasilkan dan penyerapan tenaga kerja.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) bertajuk Statistik Hotel dan Akomodasi Lainnya (2024) menyebutkan, nilai tambah bruto sektor usaha jasa akomodasi meningkat signifikan pada 2023 dengan ditopang oleh pertumbuhan pendapatan yang melampaui laju biaya input.

Sebagai catatan, nilai tambah bruto yang merupakan indikator untuk mengukur dampak ekonomi dari usaha jasa akomodasi dihitung dari total pendapatan yang dihasilkan dan dikurangi dengan total biaya input.

Pada 2023, total pendapatan kegiatan ekonomi pada usaha jasa akomodasi mencapai Rp188,64 triliun atau meningkat hingga 155,82% secara tahunan (year-on-year/YoY).

Pasalnya, total pendapatannya pada 2022 tercatat senilai Rp73,74 triliun.

“Kondisi ini sejalan dengan pulihnya geliat ekonomi global maupun nasional setelah masa pandemi berakhir,” kata BPS dalam laporan statistiknya.

Periode yang sama, total biaya input usaha jasa akomodasi juga bertumbuh. Namun, peningkatannya lebih rendah yakni sebesar 128,46% YoY menjadi Rp49,37 triliun.

Alhasil, nilai tambah bruto usaha jasa akomodasi pada 2023 tercatat senilai Rp139,27 triliun.

Nilai itu melonjak 167,16% YoY dari Rp52,13 triliun pada 2022. Peningkatan performa usaha jasa akomodasi pada 2023 itu terutama didukung oleh pertumbuhan positif sektor hotel bintang.

Jasa akomodasi pada kategori hotel bintang tak hanya nilai pendapatan dan biaya input yang lebih, tinggi tetapi juga memiliki nilai tambah bruto yang lebih besar dibandingkan subsektor lainnya.

“Nilai tambah bruto yang lebih tinggi pada hotel bintang dinilai wajar karena usaha jasa akomodasi pada kategori ini lebih besar skala usahanya.”

Pendapatan, Biaya Input, & Nilai Tambah Bruto Jasa Akomodasi (Rp Triliun)

Sumber: BPS

BPS mencatat subsektor hotel bintang membukukan nilai tambah bruto Rp112,34 triliun pada 2023 atau bertumbuh 161,73% YoY.

Pada periode yang sama, usaha jasa akomodasi lainnya meraih nilai tambah bruto senilai Rp26,98 triliun atau naik sebesar 192,96%.

 

Prabowo pangkas anggaran