Info Terkini
Ijazah asli Jokowi tak ditampilkan saat konferensi pers di Bareskrim Polri ----- KPK bawa tas dari Kantor Kemnaker usai penggeledahan ----- Chef Vindex Tengker ke Kayumerah Restaurant Batam pada 24-25 Mei 2025 ----- 2 pegawai Komdigi jadi tersangka korupsi PDNS, Meutya: Kami Telah Berhentikan

Roro: Sistem Logistik Adaptif Kunci Menghadapi Tantangan Global

banner 120x600
Sistem Logistik Adaptif
Wamendag Dyah Roro Esti Widya Putri. (Foto: Kemendag)

Patrolmedia, Jakarta -:- Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Dyah Roro Esti Widya Putri menegaskan Indonesia memerlukan sistem logistik yang adaptif menjawab tantangan global yang terus berkembang.

Hal ini disampaikannya dalam diskusi meja bundar bersama Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), dalam acara bertajuk “Tarif 32% AS: Tantangan dan Peluang Baru dalam Ekspor, Forwarding, dan Logistik”, Jumat (25/4) di Menara Kadin, Jakarta.

Roro menyampaikan logistik memegang peranan strategis mendukung ekspor nasional, khususnya menghadapi kebijakan proteksionis seperti tarif resiprokal Presiden AS Donald Trump.

“Dalam kondisi global yang penuh tantangan, kita tidak bisa hanya bertahan. Kita harus tangguh dan gesit. Sistem logistik yang adaptif adalah kunci hadapi tantangan global dan jadi tulang punggung strategi ekspor kita,” ujar Roro.

Ia menjelaskan, penguatan sistem logistik sangat penting untuk memperluas pasar ekspor ke negara-negara non tradisional.

Saat ini, Indonesia punya 21 perjanjian dagang dan sedang berproses dalam 16 negosiasi lainnya, termasuk Kanada, Iran, Peru, dan Uni Eropa.

Indonesia juga menjajaki keanggotaan CPTPP dan BRICS+ yang berpotensi di pasar besar.

Untuk ini, pemerintah mendorong digitalisasi sistem logistik nasional dengan berfokus pada integrasi data antar pelabuhan dan pembangunan infrastruktur digital.

Intrgrasi itu nantinya mendukung forwarder lokal agar bisa bersaing secara global.

“Sinergi antar kementerian, pelaku pelabuhan, dan pelaku industri logistik harus diperkuat. Kita perlu membekali semua pihak dengan teknologi yang tepat agar sistem ini benar-benar efisien,” ucapnya.

Memperluas diplomasi perdagangan ke ranah logistik juga menurut Roro penting dilakukan.

Negosiasi dagang kini tak hanya bicara tarif, tapi juga kelancaran logistik lintas batas, mulai dari bea cukai, karantina, hingga pengakuan dokumen digital.

Langkah konkret lain adalah menurunkan biaya logistik terhadap PDB dari 14,29% menjadi 8% pada tahun 2045.

Salah satu indikator pentingnya adalah mempersingkat waktu sandar kapal (port stay), agar bongkar muat lebih efisien dan biaya operasional bisa ditekan.

Roro mengajak pemangku kepentingan melihat tantangan global sebagai titik balik menuju transformasi.

“Kami di Kemendag terbuka untuk kolaborasi. Gotong royong kunci agar tekanan ini menjadi peluang besar esok hari,” pungkasnya.

Ketum ALFI, Akbar Djohan menyambut baik ajakan Roro dan menyatakan siap bekerja sama menciptakan sistem logistik yang tangguh.

Hal serupa disampaikan Ketua Umum KADIN, Anindya N. Bakrie yang optimistis kalau Indonesia mampu menghadapi tantangan tarif AS melalui kolaborasi dan solusi bersama.

 

Editor: Fatmi Rahim

banner 325x300
sgm234 sgm188 login sgm188 asia680 slot bet 200 asia680 sgm234 login sgmwin sgm234 sgmwin sgmwin sgmwin ASIA680 sgmwin sgmwin sgmwin sgmwin sgmwin sgm188 sgm188 sgm188 sgmwin sgmwin sgmwin