Pahlawan Tak Terduga di Montjuïc
Dalam laga yang penuh drama di Stadion Montjuïc, Ronald Araujo menjadi pahlawan tak terduga bagi Barcelona. Bek tengah asal Uruguay itu tampil sebagai striker dadakan dan mencetak gol kemenangan di menit-menit akhir pertandingan.
Menjelang injury time, Frenkie de Jong mendapat ruang di sisi kanan dan mengirimkan umpan silang rendah ke tengah kotak penalti. Di sana, Araujo berlari ke tiang dekat, melewati pengawalan lawan, dan melepaskan tembakan rendah yang melewati kiper Gazzaniga. Gol tersebut terlihat bersih, klinis, dan penuh naluri seorang striker sejati.
Montjuïc pun bergemuruh. Para suporter meledak dalam euforia, sementara Araujo merayakan golnya dengan ekspresi tak percaya sekaligus kebanggaan. Gol tersebut membawa Barça menang tipis 2-1 atas Girona. Kemenangan ini memberikan energi positif bagi tim Catalan setelah pekan berat. Sekaligus menjadi modal penting menjelang Liga Champions dan El Clasico.
“Penting untuk meraih tiga poin menjelang pertandingan penting yang akan kami hadapi minggu ini di LaLiga (El Clásico melawan Real Madrid),” ujar Araujo dikutip dari Mundo Deportivo.
Pemain berusia 26 tahun itu juga menyoroti semangat juang tim setelah dua kekalahan pahit dari PSG dan Sevilla. “Kami tahu kami baru saja mengalami dua kekalahan yang cukup berat, tetapi dengan rasa lapar dan kerja keras, kami tahu kami bisa meraih kemenangan hari ini. Menjelang pekan ini, termasuk Liga Champions, penting untuk menghadapinya dengan percaya diri. Setelah kemenangan, segalanya berubah dan kami bekerja secara berbeda,” tambahnya.
Flick Beri Tantangan, Araujo Menjawabnya
Sebelum menjadi pahlawan malam itu, Araujo lebih sering duduk di bangku cadangan. Pelatih Hans Flick lebih mempercayakan duet Eric Garcia dan Jordi Cubarsí untuk mengawal jantung pertahanan. Setelah sebelumnya tidak diturunkan melawan PSG dan bahkan digantikan di babak pertama saat menghadapi Sevilla, Araujo kali ini harus memulai laga dari bangku cadangan.
Barcelona seakan mendapatkan “senjata rahasia” baru. Keputusan Flick untuk memainkan Araujo di posisi striker cukup mengejutkan. Namun pelatih asal Jerman itu punya alasan tersendiri. Araujo memang dikenal sebagai bek tangguh, cepat, dan memiliki kemampuan duel udara luar biasa. Namun laga melawan Girona membuktikan ia juga punya insting menyerang yang tajam.
Mereka yang mengenalnya selama masih bermain di Uruguay tidak terkejut. Selama masa remajanya, Araujo memang bermain di posisi depan sebelum akhirnya dipindahkan ke belakang karena fisiknya yang kuat dan kemampuan bertahan alami. Ketika Ramon Planes merekrutnya dari Boston River, Barcelona sudah tahu mereka mendapatkan pemain dengan mental baja dan fleksibilitas tinggi. Ia tampaknya tak hanya bisa bermain sebagai bek tengah melainkan juga sebagai striker dadakan.
Pergantian Pemain ala Cruyff
Kemenangan ini seolah membawa nostalgia bagi Joan Laporta, presiden klub sekaligus pengagum berat filosofi Johan Cruyff. Sang legenda Belanda dulu pernah mengambil langkah serupa: menempatkan bek Alexanco sebagai striker darurat di akhir laga. Dan seperti Araujo, Alexanco juga menjadi kapten yang mengangkat Piala Eropa pertama Barcelona di Wembley tahun 1992.
Kini, lebih dari tiga dekade kemudian, sejarah seolah berulang dengan wajah baru dan semangat yang sama. Ronald Araujo bukan hanya menunjukkan loyalitas dan keberanian, tetapi juga sisi lain yang membuatnya spesial: pemain yang bisa bertransformasi ketika dibutuhkan.
Dan malam di Montjuïc itu, ia bukan lagi sekadar bek tangguh tapi striker dadakan yang menghadiahkan tiga poin bagi Barcelona.