Gema Majelis Taklim: Kehidupan yang Berubah karena Ilmu dan Kebersamaan
Pagi yang hangat di Gedung Bersama Bulukumba diisi oleh gema shalawat dan lantunan ayat suci. Ratusan muslimah dengan busana yang lembut memenuhi aula yang telah diubah menjadi ruang ilmu dan silaturahmi. Dari panggung, semangat menuntut ilmu terasa mengalir dari setiap wajah peserta. Inilah Gema Majelis Taklim (GMT), kegiatan rutin yang kembali digelar oleh Muslimah DPD Wahdah Islamiyah Bulukumba pada hari Ahad, 19 Oktober 2025.
Tahun ini, agenda tersebut terasa istimewa: sepuluh majelis taklim dari berbagai kecamatan resmi dikukuhkan, menandai tumbuhnya jaringan dakwah perempuan yang semakin kuat di Bumi Panritalopi. Kegiatan GMT diinisiasi oleh Unit Dakwah dan Majelis Taklim (MT), dan dihadiri oleh 381 peserta dari berbagai daerah di Bulukumba.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bulukumba, Ir. Hj. Andi Herfida Muchtar, hadir dalam acara ini dan membuka acara secara resmi. Dalam sambutannya, ia menekankan pentingnya kegiatan keagamaan sebagai penguat spiritual dan sosial di tengah masyarakat modern yang serba cepat.
“Kegiatan ini memiliki makna mendalam, insyaa Allah bisa menjadi momentum untuk memperkuat kehidupan umat, yakni dengan penguatan ilmu agama, peningkatan kualitas keimanan, dan mempererat tali silaturahmi di antara kita semua,” ujarnya.
Usai pembukaan, suasana berubah khidmat saat Ustadzah Nurul Huda Yunus, S.Pt., selaku Ketua Unit Dakwah dan MT, memimpin prosesi pengukuhan. Satu per satu perwakilan majelis taklim berdiri, menandatangani komitmen, lalu menerima pembinaan resmi dari Muslimah Wahdah. Tepuk tangan hangat menggema di ruangan, menjadi simbol tekad untuk menjaga dan menyebarkan ilmu.
Tema “Meniti Jalan Hidayah, Raih Keberkahan Hidup”
GMT kali ini mengusung tema: “Meniti Jalan Hidayah, Raih Keberkahan Hidup.” Menurut Ustadzah Ariani Abbas, S.Pd., Sekretaris Muslimah Wahdah Bulukumba, tema tersebut menjadi pengingat bahwa hidayah bukan sekadar anugerah, tapi juga amanah yang harus dijaga.
“Semoga kegiatan ini menambah semangat para muslimah untuk terus mencari dan menjaga hidayah Allah, salah satunya dengan menghadiri majelis taklim secara rutin,” katanya.
Keistiqamahan di Tengah Ujian
Suasana kembali teduh ketika Ustadzah Suarni Yahya, S.H., naik ke mimbar menyampaikan kajian inti. Dengan nada lembut namun tegas, ia mengurai pesan tentang keistiqamahan—tentang bagaimana perempuan beriman menjaga cahaya hidayah di tengah ujian hidup.
“Di antara cara kita menjaga keistiqamahan ialah dengan rutin menghadiri majelis ilmu, memiliki lingkungan yang shalih, bersabar dalam ujian, dan selalu berdoa kepada Allah,” tuturnya.
Para peserta menyimak dalam diam, beberapa menunduk menahan haru.
Kebersamaan yang Melampaui Ruang Kajian
GMT kali ini juga menjadi wadah kepedulian. Di tengah sesi istirahat, panitia membuka donasi Peduli Palestina, dan terkumpul dana sebesar Rp4.494.000.
Meski jumlahnya tak seberapa dibanding kebutuhan besar di negeri yang porak-poranda itu, namun bagi para muslimah Bulukumba, berbagi adalah bagian dari dakwah yang nyata. Kegiatan ditutup dengan pembagian doorprize sederhana, disambut tawa ringan dan rasa hangat yang menular. Namun lebih dari sekadar hadiah, para peserta pulang membawa sesuatu yang lebih berharga: semangat baru untuk menjaga iman, ilmu, dan ukhuwah.
Di luar gedung, matahari siang Bulukumba mulai menyengat. Tapi bagi mereka yang baru saja meniti jalan hidayah bersama, panas bukan lagi beban. Mereka berjalan pulang dengan langkah ringan, membawa sejumput kedamaian yang lahir dari majelis ilmu.





















