Patrolmedia, Jakarta – China secara terbuka menawarkan diri untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam mengatasi tantangan keuangan proyek kereta cepat Whoosh senilai USD 7,27 miliar.
Proyek yang menghubungkan Jakarta–Bandung itu kini tengah menghadapi tekanan akibat utang membengkak dan pendapatan yang jauh di bawah target.
Dikutip dari South China Morning Post (SCMP), Jumat (24/10/2025), proyek kereta cepat pertama di Asia Tenggara ini awalnya digadang-gadang sebagai simbol kemitraan strategis dan kemajuan teknologi antara kedua negara.
Namun, kondisi keuangannya kini menjadi sorotan setelah angka penjualan tiket dan pendapatan jauh dari proyeksi.
Whoosh dioperasikan oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), perusahaan patungan antara konsorsium BUMN Indonesia, Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI), yang memegang 60% saham, dan mitra China sebesar 40%.
Awalnya, proyek ini dianggarkan USD 6,02 miliar dengan sebagian besar pendanaan berasal dari pinjaman Bank Pembangunan China (CDB) bersuku bunga 2% per tahun.
Namun, saat biaya membengkak sekitar USD 1,2 miliar, CDB kembali memberikan pinjaman tambahan dengan bunga 3,4% untuk menutup kelebihan biaya.
Masalah muncul ketika jumlah penumpang tak sesuai harapan.





















