Berita  

KEK Kendal Jadi Pusat Produksi Alat Kesehatan, Tingkatkan Ekspor



JAKARTA – Kawasan Ekonomi Khusus Kendal (KEK Kendal) di Jawa Tengah kini menjadi pusat produksi tempat tidur rumah sakit premium berstandar global. Hal ini terwujud setelah LINET, produsen alat kesehatan tingkat lanjut, memilih DV Medika sebagai mitra produksi strategis di Indonesia.

Fasilitas baru ini menjadi pabrik pertama LINET di luar Eropa dan membuka peluang ekspor produk alat kesehatan buatan Indonesia ke pasar Asia Tenggara dan dunia. Acara peluncuran yang dihadiri oleh sejumlah tokoh penting menandai awal dari kolaborasi ini.

Steven Lee, CEO DV Medika, hadir dalam acara tersebut bersama Olivier Declemy, Managing Director LINET Asia; Jonah Wong, Regional Sales Manager LINET Asia; serta Dr. Dra. Lucia Rizka Andalucia, Apt., M.Pharm., MARS, Direktur Jenderal Farmasi dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Pemilihan DV Medika didasarkan pada reputasi perusahaan serta fasilitas manufaktur modern yang memiliki sertifikasi CPAKB, ISO 13485, ISO 14001, dan ISO 9001. Steven Lee menyebut kerja sama ini sebagai momentum penting bagi industri alat kesehatan nasional.

“Melalui kemitraan dengan LINET, kami membangun ekosistem manufaktur yang mampu bersaing di tingkat global sekaligus memberdayakan tenaga kerja lokal,” ujar Steven Lee melalui pernyataannya.

Dari sisi LINET, Olivier Declemy mengapresiasi potensi besar Indonesia dalam hal sumber daya manusia dan dukungan kebijakan pemerintah untuk pertumbuhan industri kesehatan.

“Kolaborasi dengan DV Medika memungkinkan kami menghadirkan solusi perawatan berkualitas tinggi sekaligus mendukung transformasi kesehatan nasional,” kata Olivier.

Produksi lokal ini juga mendukung transformasi Smart Hospital, dengan tempat tidur yang dirancang untuk meningkatkan keselamatan pasien, mengoptimalkan alur kerja tenaga kesehatan, dan terintegrasi ke sistem informasi rumah sakit.

Dr. L. Rizka Andalucia menekankan bahwa fasilitas ini sejalan dengan Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang percepatan penggunaan produk dalam negeri.

“Upaya ini penting untuk memperkuat kapasitas produksi nasional, alih teknologi, dan pencapaian TKDN,” ujarnya.

Kemitraan ini juga menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk mengurangi ketergantungan impor, memperluas akses alat kesehatan, dan meningkatkan kandungan lokal hingga 60 persen pada 2025–2030.

“Kemandirian industri alat kesehatan adalah fondasi utama menuju ketahanan kesehatan nasional dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global,” pungkas Steven Lee.

Keuntungan dari Kolaborasi Ini

  • Peningkatan Kapasitas Produksi

    Kerja sama ini akan meningkatkan kapasitas produksi alat kesehatan dalam negeri, yang sangat penting untuk memenuhi kebutuhan domestik dan ekspor.

  • Peningkatan Kualitas Produk

    Dengan standar internasional dan sertifikasi yang diperoleh, produk yang dihasilkan akan lebih unggul dan kompetitif di pasar global.

  • Pengembangan Teknologi Lokal

    Proses produksi yang dilakukan oleh DV Medika akan mendorong transfer teknologi dan peningkatan kemampuan industri lokal.

  • Peningkatan Akses Alat Kesehatan

    Dengan mengurangi ketergantungan impor, akses alat kesehatan akan lebih mudah dan terjangkau bagi masyarakat.

  • Penguatan Ekonomi Nasional

    Kemitraan ini tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, tetapi juga berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Tantangan dan Peluang di Masa Depan

Meskipun kolaborasi ini menawarkan banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang perlu diperhatikan. Salah satunya adalah memastikan konsistensi kualitas produk seiring dengan peningkatan volume produksi. Selain itu, perlu adanya pendidikan dan pelatihan yang cukup untuk tenaga kerja lokal agar dapat menjalankan proses produksi dengan efisien.

Namun, peluang yang tersedia jauh lebih besar. Dengan dukungan pemerintah dan kerja sama antara pelaku bisnis, industri alat kesehatan Indonesia dapat tumbuh pesat dan menjadi salah satu pemain utama di pasar global.