Berita  

Bus Wisata Terjebak di Hutan Pati, Sopir Belum Ubah Ini di Google Maps

Kejadian Bus Pariwisata Tersesat di Hutan Desa Plukaran

Sebuah bus pariwisata yang membawa 35 penumpang mengalami kejadian tidak terduga saat perjalanan menuju tempat wisata. Mereka gagal tiba di lokasi tujuan tepat waktu karena bus yang mereka tumpangi tersesat di tengah hutan Desa Plukaran, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati.

Penyebab utama dari kejadian ini adalah sopir yang mengikuti petunjuk dari aplikasi Google Maps. Akibatnya, bus terperosok di jalur sempit dan licin sekitar pukul 02.00 dini hari. Hal ini menimbulkan kepanikan di kalangan para penumpang, meskipun akhirnya semua penumpang berhasil menyelamatkan diri tanpa mengalami luka-luka.

Bus dengan plat nomor AE 7621 UKI dikemudikan oleh Kartin (50), warga Desa Sumberbening, Kecamatan Karangjati, Kabupaten Ngawi. Bus tersebut membawa 35 penumpang dari Ngawi pada Selasa (28/10/2025) sore menuju Makam Mbah Saridin di Kayen Pati. Setelah itu, rombongan melanjutkan perjalanan ke Makam Sunan Muria.

Namun, di tengah perjalanan, sopir kebingungan arah hingga akhirnya mempercayai panduan dari Google Maps. Diduga, sopir salah memilih pengaturan mode perjalanan di aplikasi tersebut, sehingga diarahkan ke jalur alternatif yang sempit dan menanjak di kawasan perbukitan.

Mode Pengguna di Aplikasi Google Maps

Dalam aplikasi Google Maps, terdapat beberapa mode pengguna seperti pejalan kaki, sepeda motor, dan mobil pribadi. Menurut Kartin, jalur yang ditunjukkan aplikasi peta itu justru membawa bus ke jalan desa yang menanjak curam dan licin. Ketika mencoba menanjak di kawasan Plukaran, bus kehilangan tenaga dan mundur hingga akhirnya terperosok.

Seluruh penumpang sempat panik, namun tidak ada yang mengalami luka. Terpisah, Kapolsek Gembong AKP Lilik Supardi membenarkan kejadian tersebut. “Setelah dicek, rombongan peziarah asal Ngawi hendak menuju Muria,” kata AKP Lilik.

Menurutnya, jalur di kawasan tersebut memang tidak layak dilalui kendaraan besar. “Jalannya sempit, menanjak, dan di beberapa titik permukaannya licin karena hujan,” ujarnya. “Untuk kendaraan kecil masih bisa lewat, tapi bus ukuran besar jelas berisiko,” imbuhnya.

AKP Lilik menambahkan, pihak kepolisian bersama warga datang ke lokasi untuk membantu proses evakuasi. “Kami pastikan tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Semua penumpang dalam keadaan selamat, hanya syok,” lanjutnya.

Proses Evakuasi yang Memakan Waktu

Sementara itu, saat proses evakuasi bus sempat terhambat karena medan yang sulit dijangkau alat berat. “Tim derek sudah kami koordinasikan, namun alat berat kesulitan masuk karena jalannya sempit dan posisi bus di tanjakan,” jelas AKP Lilik.

Sebelum bus berhasil dievakuasi, para penumpang dipindahkan ke bus lain yang datang menjemput. Mereka sempat beristirahat di Masjid Al Masyhur, Desa Bageng, Kecamatan Gembong, sambil dijamu warga dengan makan pagi.

Evakuasi bus akhirnya selesai pada Rabu (29/10/2025) sore setelah ditarik menggunakan dump truck. Warga sekitar turut bergotong royong membantu menarik tali derek secara bersama-sama hingga bus dikeluarkan dari lokasi.

Imbauan dari Kapolsek Gembong

AKP Lilik mengimbau para sopir bus pariwisata agar lebih berhati-hati saat menggunakan aplikasi peta digital. “Kami sarankan, jangan hanya mengikuti Google Maps tanpa mempertimbangkan kondisi medan,” katanya. “Lebih baik bertanya kepada warga setempat atau petugas kepolisian jika melewati daerah pegunungan seperti Gembong,” tambahnya.