Para Perokok di Solok yang Bisa Berhenti Merokok Bakal Dapat Rp1 Juta

oleh -453 views

Para perokok
Pemko Solok juga bakal menjadikan salah satu Puskesmas sebagai klinik berhenti merokok.

“Hingga saat ini sudah ada 30 orang yang berhenti merokok dan mendapatkan insentif,” sebutnya.

Zul Elfian mengakui, ada penolakan terhadap program ini karena masyarakat membeli rokok dengan uang sendiri namun ia menekankan ini bersifat imbauan.

“Kapan lagi mau berhenti merokok kalau tidak sekarang,” ujarnya.

Koordinator Fungsi Statistik Sosial Badan Pusat Statistik Sumbar (BPS) Krido Saptono mengungkap, rokok menjadi komoditas penyumbang kemiskinan terbesar kedua di Sumatera Barat setelah beras. Pernyataan itu berdasarkan survei sosial ekonomi yang dilakukan pada Maret 2022.

“Dari tahun ke tahun polanya masih sama, rokok tetap menjadi penyumbang kedua kemiskinan dengan andil 14,69 persen di perkotaan dan 17,03 persen di perdesaan,” kata Krido.

Fenomena itu, lanjutnya, disebabkan karena masih dijumpai masyarakat yang lebih memilih merokok ketimbang tidak makan.

“Ini memang karakter yang sulit dihilangkan dan masih melekat di kita terutama pada rumah tangga miskin,” sebut Krido.

“Salah satu tantangan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama keluarga miskin ya mengurangi konsumsi rokok,” sambungnya.

Penulis: Abak
Editor: Erwin Syahril