
Patrolmedia.co.id, Gaza – Tentara Israel menahan Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan Dr. Hussam Abu Safiya di Gaza Utara.
Kementerian Kesehatan Gaza menyebut Dr. Hussam bersama puluhan staf lainnya ditangkap pada Jumat (27/12/24) dan dibawa ke pusat interogasi Israel.
Ia ditahan ketika serangan malam itu dan di tempat lain di wilayah itu juga menewaskan 9 orang, termasuk anak-anak, kata pejabat medis Palestina, Sabtu, (28/12/24).
Dikutip dari AP Minggu (29/12/24), militer Israel menuduh militan Hamas menggunakan fasilitas tersebut. Israel mengatakan lebih dari 240 orang ditahan.
Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan pasukan Israel menyerbu rumah sakit dan memaksa banyak staf dan pasien keluar dan menyuruh mereka telanjang saat cuaca musim dingin.
Tentara Israel, Sabtu, mengonfirmasi mereka menahan direktur rumah sakit tersebut dan menyebutnya sebagai tersangka agen Hamas, namun tidak ada bukti.
Tentara Israel mengepung rumah sakit dan pasukan khusus masuk menemukan senjata di daerah tersebut. Para militan menembaki pasukan Israel, namun militan malah dilenyapkan.
Pada hari Jumat, militer membantah telah memasuki atau membakar kompleks rumah sakit namun mengakui bahwa mereka telah memerintahkan orang keluar.
Militer Israel mengulangi klaim bahwa militan Hamas beroperasi di RS Kamal Adwan namun tidak memberikan bukti. Pejabat rumah sakit membantah hal itu.
Rumah sakit tersebut telah diserang beberapa kali selama 3 bulan terakhir oleh pasukan Israel yang melancarkan serangan di wilayah utara Gaza yang sebagian besar terisolasi terhadap pejuang Hamas yang dikatakan telah berkumpul kembali.
Kementerian Kesehatan mengatakan serangan terhadap rumah sakit awal pekan ini menewaskan 5 personel medis.
MedGlobal, organisasi kemanusiaan tempat Abu Safiya bekerja mengatakan, pada Jumat, pihaknya sangat prihatin dengan kondisi Abu Safiya.
Dikatakan bahwa insiden tersebut terjadi setelah penahanan 5 staf lainnya bulan Oktober.
“Ini sebagai pola yang mengkhawatirkan dan mengerikan dalam menargetkan personel dan ruang medis,” kata MedGlobal.
Kampanye pemboman dan serangan darat Israel yang berlangsung selama hampir 15 bulan telah menghancurkan sektor kesehatan Gaza.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan penggerebekan terhadap Kamal Adwan telah membuat fasilitas kesehatan besar terakhir di Gaza utara tidak berfungsi setelah meningkatnya pembatasan akses.
“kengerian ini harus diakhiri dan layanan kesehatan harus dilindungi,” ucapnya.
Kementerian Kesehatan mengatakan kondisi pasien Kamal Adwan yang dipindahkan ke RS Indonesia yang rusak di dekatnya, juga pernah digerebek di masa lalu dan itu sangat sulit.
Pernyataan militer Israel pada Sabtu mengatakan 350 pasien bersama dengan tenaga medis telah dievakuasi dari Kamal Adwan dalam beberapa pekan terakhir dan 95 pasien, perawat, dan tenaga medis lainnya dievakuasi ke Rumah Sakit Indonesia selama operasi tersebut.
Pihaknya juga mengatakan telah menyediakan bahan bakar dan pasokan medis ke kedua rumah sakit tersebut.
Kementerian Kesehatan Palestina mencatat, akibat perang yang dilakukan Israel menewaskan lebih 45.400 warga Palestina, setengahnya adalah wanita dan anak-anak.
Sementara lainnya yang terluka lebih dari 108.000. Penghitungan itu tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan.
Sejak Oktober, serangan Israel hampir menutup wilayah utara Gaza, yaitu Jabaliya, Beit Hanoun dan Beit Lahiya, serta meratakan sebagian besar wilayah tersebut.
Puluhan ribu warga Palestina terpaksa keluar dari RS tersebut, namun ribuan orang diyakini masih bertahan di kawasan tempat Kamal Adwan dan 2 rumah sakit lainnya.
Israel berjanji menghancurkan Hamas setelah serangan militan tersebut pada 7 Oktober 2023 di Israel Selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menculik sekitar 250 lainnya.
Sekitar 100 warga Israel masih menjadi tawanan di Gaza dan sekitar sepertiganya diyakini tewas.
Israel melanjutkan serangan di Gaza pada hari Sabtu. Serangan semalam menewaskan sedikitnya 9 orang di Maghazi, termasuk wanita dan anak-anak, menurut staf di Rumah Sakit Martir Al-Aqsa, tempat mereka dibawa dan seorang reporter Associated Press yang melihat mayat-mayat tersebut.
Para lelaki menangis ketika jenazah, terbungkus plastik putih berlumuran darah, tergeletak di lantai kamar mayat.
Kementerian Kesehatan mengatakan pada hari Sabtu bahwa 48 orang telah tewas dalam 24 jam terakhir oleh tembakan Israel.
Sementara itu, Israel mengatakan pasukannya mulai beroperasi di kota utara Beit Hanoun, mengutip informasi intelijen bahwa pejuang dan infrastruktur Hamas berada di daerah tersebut.
Pemogokan juga berlanjut di Israel. Sirene serangan udara berbunyi pada Sabtu pagi dan militer mengatakan pihaknya mencegat rudal yang ditembakkan pemberontak Houthi yang didukung Iran di Yaman.
Pesawat tempur Israel kembali mengebom infrastruktur utama di Yaman pada Kamis.
Kelompok Houthi juga telah menyerang kapal-kapal di Laut Merah dan mengatakan mereka tidak akan berhenti sampai Israel menyetujui gencatan senjata di Gaza.
Editor: Fatmi Rahim