
Patrolmedia, Jakarta – Publik tengah diramaikan dengan fenomena pengibaran bendera One Piece menjelang HUT Kemerdekaan RI ke 80 tahun.
Video: Riuh, Bendera One Piece Dipasang Berdampingan dengan Bendera Merah Putih Jelang HUT RI ke 80
Bendera berwarna hitam bergambar tengkorak dan topi jerami itu terpantau ditancapkan di depan rumah warga, mobil, truk, motor, sejumlah jalan raya, bahkan dikibarkan di speedboat yang berdampingan dengan bendera Merah Putih.
Melansir Detikcom, Sabtu (2/8/2025), Jolly Roger merupakan bendera milik kru Topi Jerami, kelompok bajak laut pimpinan Monkey D. Luffy di anime One Piece.
Luffy dan kelompoknya dikisahkan bukan sebagai bajak laut yang jahat, namun jadi andalan masyarakat lemah melawan penindasan pemerintah.
Wajar saja, pengibaran bendera One Piece tak sekedar gaya-gayaan dan ternyata mengandung pesan yang mendalam.
Di berbagai unggahan medsos, narasi yang disebutkan untuk menyindir pemerintahan saat ini.
Pengibaran ini tak hanya soal anime. Ini bentuk ekspresi warga disaat kritik simbolik dilemahkan dan kreativitas dituduh sebagai provokasi.
Bendera ini pun pakai generasi muda sebagai simbol perlawanan terhadap realitas sosial yang mereka anggap timpang, ketidakadilan hukum, ketimpangan ekonomi, elitisme politik, dan hilangnya harapan pada perubahan sistemik.
Pengibaran bendera One Piece bisa dikatakan wadah ekspresi simbolik atas kekecewaan warga.
Bagi sejumlah pejabat publik, fenomena ini dianggap menjadi ancaman dengan dalih memecah belah persatuan.
Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menyebut pengibaran bendera One Piece bagian gerakan sistematis untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Ada upaya pecah belah, karena banyak generasi tua yang tidak tahu-menahu tentang One Piece,” kata Dasco dalam keterangannya, dilansir Detikcom, Jumat (1/8/2025).
Ia meminta agar tidak ada upaya mendiskreditkan penggemar One Piece dengan narasi bahwa bendera tersebut merupakan simbol makar atau bentuk upaya menjatuhkan pemerintah.
Sebab, hal ini dapat menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat.
“Dianggap bendera tengkorak itu bendera separatis, padahal itu manga yang sudah puluhan tahun tumbuh sama generasi muda kita. Ini salah satu staf saya anaknya sudah 3, dia juga bilang dirinya Nakama,” ucap Ketua Harian DPP Partai Gerindra itu.
Ia menegaskan bendera Merah Putih satu-satunya simbol nasional yang berkibar di HUT Kemerdekaan RI pada 17 Agustus.
“Ini sudah jelas dan tidak perlu diperdebatkan lagi. Mari kita rayakan kemerdekaan dengan penuh semangat persatuan dan kebangsaan,” ucapnya.
Berbeda dengan Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Deddy Yevri Sitorus. Ia menilai fenomena ini sebagai pesan simbolik dari masyarakat.
Bagi Deddy, pengibaran bendera one piece bisa dimaknai sebagai bentuk kritik terhadap situasi sosial dan politik saat ini.
“Saya kira itu harus diterima sebagai kritik dari masyarakat di alam demokrasi,” ujar Deddy kepada wartawan di Badung, Bali, Kamis (31/7/2025).
Untuk itu, ia menyebut pengibaran bendera anime itu bukanlah tindakan negatif atau kriminal.
Justru hal itu masih berada dalam ranah kebebasan berekspresi yang dijamin di negara demokrasi.
Ia pun mempersilakan masyarakat berekspresi mengibarkan bendera hitam itu, asalkan tidak dipancang lebih tinggi daripada bendera Merah Putih.
Aksi simbolik ini, lanjut Deddy, lebih baik ketimbang berunjuk rasa yang bisa berpotensi berujung ricuh.
Ini bentuk kritik sosial yang sah dalam demokrasi, saya kira baik kalau hanya dengan simbol-simbol seperti itu,” ucap Deddy.
(Km/EN)




















