Penggerebekan Geng Narkoba Brasil Tewaskan 121 Orang, Mayat Berjejer di Jalan

Geng Narkoba Brasil
Ratusan mayat manusia dijejerkan dijalanan favela do Penha, Rio de Janeiro, Brasil, 29 Oktober 2025 setelah baku tembak geng narkoba jaringan Comando Vermelho dengan aparat kepolisian Rio. (Foto: Reuters/Ricardo Moraes).

Patrolmedia, Rio de Janeiro – Aksi baku tembak polisi melawan geng narkoba Brasil menjadi insiden paling berdarah dalam sejarah negeri Samba yang mengguncang kota Rio de Janeiro.

Sebanyak 121 orang tewas dalam operasi besar-besaran polisi terhadap geng narkoba Barsil yang dikenal brutal dan tak kenal ampun.

Warga pun turun ke jalan, menyeret puluhan mayat dari hutan dan menumpuknya di tengah kota, pemandangan yang mengerikan sekaligus memicu amarah publik.

Operasi berdarah itu digelar pada Selasa (29/10/2025) malam oleh Direktorat Keamanan Negara Bagian Rio.

Melansir Reuters, Sabtu (1/11/2025), polisi menargetkan jaringan Comando Vermelho, geng narkoba terbesar di Brasil yang selama ini menguasai perdagangan obat terlarang di wilayah favela.

Polisi menyebut operasi itu telah direncanakan selama lebih dari 2 bulan.

“Tingginya angka kematian akibat operasi ini memang sudah diduga, tapi tidak diinginkan,” ujar Kepala Keamanan Negara Bagian Rio, Victor Santos, dalam konferensi pers, Rabu (30/10/2025).

Ia berjanji akan menyelidiki segala kemungkinan pelanggaran dalam operasi yang disebutnya sebagai “pertempuran melawan narkoterorisme”.

Baku Tembak di Bukit, Puluhan Mayat Ditemukan di Hutan

Menurut polisi, pasukan khusus menyergap para anggota geng di lereng bukit berhutan. Namun, perlawanan sengit pecah, membuat bentrokan berlangsung berjam-jam.

Saat pagi tiba, penduduk menemukan puluhan mayat bergelimpangan di area hutan Penha, pinggiran Rio.

Warga yang panik menyeret lebih dari 70 jenazah ke jalan utama sebagai bentuk protes terhadap kekerasan polisi.

“Saya hanya ingin membawa anak saya keluar dari sini dan menguburkannya,” kata Taua Brito, seorang ibu korban, di tengah tangisan warga dan barisan panjang jenazah yang ditutupi kain seadanya.

Aksi itu memicu protes besar. Ratusan orang menggelar konvoi sepeda motor menuju istana gubernur Rio sambil membawa bendera Brasil bertanda telapak tangan merah, simbol kemarahan terhadap kekerasan aparat kepolisian.