Trump Ancam Cabut Dukungan AS Jika Israel Aneksasi Tepi Barat

Aneksasi Tepi Barat
Presiden Trump bertemu dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertemuan puncak KTT Perdamaian Gaza di Sharm el-Sheikh, Mesir, (13/10/2025). KTT ini untuk mengakhiri perang Israel-Hamas yang telah berlangsung lebih dari 2 tahun di Gaza, (Foto: TimeofIsrael)

Patrolmedia, Tel Aviv – Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan Israel bakal kehilangan seluruh dukungan dari Washington jika tetap melanjutkan rencana aneksasi di wilayah Tepi Barat.

Peringatan keras itu disampaikan Trump di tengah kisruh politik Israel usai Knesset (Parlemen Israel) menggelar pemungutan suara pendahuluan terkait penerapan kedaulatan di Tepi Barat.

“Itu tidak akan terjadi. Israel akan kehilangan semua dukungannya dari Amerika Serikat jika itu terjadi,” tegas Trump dalam wawancara dengan Timeofisrael, Kamis (23/10/2025).

Trump menegaskan, langkah Israel aneksasi Tepi Barat bertentangan dengan janjinya kepada negara-negara Arab yang kini tengah didekati Washington untuk mendorong normalisasi hubungan dengan Israel.

“Kita sudah mendapatkan dukungan besar dari negara-negara Arab. Sekarang bukan waktunya untuk aneksasi,” ujarnya.

Vance: Pemungutan Suara Knesset “Sangat Bodoh”

Wakil Presiden AS JD Vance juga menyindir tajam langkah Knesset yang meloloskan 2 RUU aneksasi pada pembacaan awal. Ia menyebut pemungutan suara itu “aneh”, “bodoh”, dan “menyinggung perasaannya”.

“Saya diberitahu itu hanya aksi simbolis. Tapi itu aksi politik yang sangat bodoh, dan saya pribadi merasa sedikit terhina karenanya,” kata Vance sebelum meninggalkan Israel di Bandara Ben Gurion, Kamis (23/10/2025).

Vance menegaskan, Tepi Barat tidak akan dicaplok Israel selama pemerintahan Trump masih menjabat. “Itu tetap menjadi kebijakan kami,” ujarnya.

RUU Disponsori Oposisi Sayap Kanan

Dua RUU yang disahkan Knesset pada Rabu lalu, satu mencakup seluruh permukiman Tepi Barat dan satu lagi hanya Maale Adumin, diajukan oleh anggota oposisi sayap kanan.