Rencana Israel untuk aneksasi Tepi Barat
Sebagian besar anggota partai Likud yang dipimpin PM Benjamin Netanyahu memilih abstain.
Namun, satu anggota, Yuli Edelstein membelot dan memberi suara penentu hingga RUU lolos tipis dengan hasil 25–24 suara.
Kantor PM Netanyahu menuding pemungutan suara itu sebagai “provokasi politik” yang dilakukan oposisi untuk mempermalukan pemerintah selama kunjungan Vance.
“Tanpa dukungan Likud, RUU itu tidak akan berhasil,” kata pernyataan resmi kantor PM.
Reaksi Pemerintah Israel
Partai Likud menolak keras langkah Knesset tersebut dan menyebutnya sebagai “trolling politik” yang bisa merusak hubungan dengan Amerika Serikat.
“Kami memperkuat pemukiman setiap hari dengan tindakan nyata, bukan dengan kata-kata,” ujar partai itu.
Menteri Luar Negeri Gideon Sa’ar juga menegaskan, pemerintah tidak ikut dalam pemungutan suara.
“Itu langkah politik oposisi untuk mempermalukan pemerintah,” katanya.
Trump Klaim Bisa Wujudkan Normalisasi Saudi-Israel
Dalam wawancara yang sama, Trump mengungkap optimismenya bahwa Israel dan Arab Saudi akan menormalisasi hubungan diplomatik pada akhir tahun ini.
Ia juga menyebut telah meminta Netanyahu menghentikan perang di Gaza yang menurutnya bisa berlangsung selama bertahun-tahun jika tidak segera diakhiri.
“Saudi sekarang tidak punya 2 masalah itu, Gaza dan Iran,” kata Trump, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Namun, pernyataan itu diragukan banyak pihak mengingat Riyadh menegaskan bahwa normalisasi hanya mungkin terjadi jika ada kemajuan konkret menuju pembentukan negara Palestina, tuntutan yang selama ini ditolak keras pemerintahan Netanyahu.
(Ipl/Ft)





















