Wabup Jon Firman Pandu Siap ‘Fight dengan Bupati Epyardi Asda

oleh -5.286 views

Kapan asal dan bagaimana konflik awal?

“Saya tidak tak tahu persis. Tapi, sejak dilantik pada 26 April 2021, komunikasi saya dengan beliau hanya sekira 3 bulan pertama. Setelah itu, kita sama-sama tahu, bahwa ada konflik di DPRD Kabupaten Solok, terkait kader Gerindra Dodi Hendra yang dimosi tak percaya oleh sejumlah Anggota DPRD. Sebagai Ketua DPC Gerindra Kabupaten Solok, saya tegaskan bahwa saya tegak lurus membela kader Gerindra. Sejak itulah komunikasi saya dengan beliau terputus,” katanya.

Adakah komitmen yang dilanggar, sehingga menyebabkan konflik?

Jon menyebut, bicara komitmen, ataupun kontrak politik, sama sekali tidak ada. Karena percuma bicara kontrak politik.

“Komitmen dan kontrak politik yang ditandatangani di atas materai dan di depan notaris sekalipun, juga tidak menyelesaikan persoalan,” sebutnya.

Terkait pemerintahan, dari awal, Jon menyerahkan semuanya ke Epyardi Asda.
Dirinya ingin bagaimana Solok ini berubah menjdi lebih baik. Karena itu, Jon tidak bicara kontrak politik.

Untuk komposisi SKPD (OPD), Pandu menyerahkan sepenuhnya kepada Epyardi, siapa yang mau diangkat. Jon menegaskan ke Epyardi termasuk orang-orangnya, adalah orang-orang Jon juga. Demikian juga dengan APBD Kabupaten Solok.

“Saya katakan ke beliau (Epyardi) silakan bapak atur. Karena prinsipnya, kita ingin membangun daerah, membangun masyarakat,” kata Jon.

Ada anggapan dan selentingan, bahwa Epyardi Asda berjuang sendiri mendapatkan suara di Pilkada 2020.

“Saya juga mendengar hal itu. Oke-oke saja beliau bicara seperti itu, sebagai alasan bahwa beliau orang berduit, bagak, atau berkuasa. Tapi ingat, konstitusi kita sangat jelas mengatakan bahwa untuk maju di Pilkada, adalah pasangan Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati,” sebutnya.

“Mengapa tidak beliau sendiri saja yang maju di Pilkada, atau berpasangan dengan istri beliau. Apalagi, di berbagai kesempatan, beliau seringkali mengatakan bahwa beliau adalah pembuat undang-undang,” ungkap Jon.

Kedua, Pandu ingin mengingatkan kembali bahwa hasil Pilkada Kabupaten Solok, selisih suara Epyardi Asda-Jon Firman Pandu dengan pasangan peraih suara terbanyak kedua Nofi Candra-Yulfadri Nurdin hanya 814 suara atau 0,4 persen.

“Jika beliau mengatakan hanya berusaha sendiri di Pilkada, saya ingin mengatakan bahwa 814 suara yang menjadi selisih itu, adalah suara saya,” terangnya.

Reklamasi Danau Singkarak Resmi Dihentikan, Budi: Bupati Harus Patuhi Aturan