Wako Zul Elfian Lepas Jelang Keberangkatan Wakilnya Ramadhani Naik Haji

oleh -411 views
Zul Elfian berbuka puasa sunnah bersama di kediaman Wawako Ramadhani. (Foto: ist) 

Patrolmedia.co.id, Solok – Wali Kota Solok Zul Elfian melepas jelang keberangkatan Wakil Wali Kota Solok Ramadhani naik haji atau menunaikan ibadah haji di Mekah.

Zul Elfian mengatakan, upaya serius dan tekad Ramadhani naik haji untuk melaksanakan ibadah haji, walau harus melalui proses seleksi yang sangat ketat.

“Insyaa Allah beliau Ramadhani naik haji akan berangkat 7 Juni mendatang. Saya doakan semua ASN Pemko nantinya bisa melaksanakan ibadah haji. Untuk mulai niat dan usaha menuju kesitu. Insyaa Allah, tidak ada yang mustahil bagi Allah, “ucap Zul Elfian saat Buka Puasa Sunnah bersama sekaligus Sholat Magrib Berjamaah dikediaman resmi Wakil Wali Kota Solok, Senin (30/5).

Ia menyampaikan, acara berbuka puasa sunnah merupakan agenda rutin Pemko Solok yang sempat terhenti karena pandemi covid-19.

“Alhamdulillah, hari ini kembali dapat kita laksanakan dan kita juga akan mendengarkan Tausyiah dari Ustad Bukhari Ismiraj. Hari ini sengaja digelar dikediaman Wawako karena Insyaa Allah beberapa hari lagi beliau akan berangkat ke tanah suci Mekkah,” kata Zul Elfian.

Ia mengatakan selamat menikmati berbuka puasa setelah tadi melaksanakan Puasa Sunnah.

“Hari ini bukan berbuka puasa saja yang kita nikmati, tapi kita nikmat melihat Wawako akan melaksanakan Ibadah Haji, maka hari ini kita lepas secara resmi, semoga nanti beliau jadi haji yang Mabrur,” kata Zul Elfian.

Wakil Wali Kota Solok Ramadhani berterimakasih ke undangan yang hadir. Momen

“Berbuka Puasa ini sekaligus kami memohon restu untuk keberangkatan menunaikan ibadah haji dan doakan sehat selama melaksanakan ibadah nantinya,” kata Dhani.

Acara dilanjutkan dengan Tausiyah bersama Buya Bukhari Ismiraj “Melepas Wakil Walikota Solok Untuk Menunaikan Ibadah Haji”.

Sekedar informasi, sesungguhnya haji adalah ibadah yang sangat agung, sangat mulia dan tidak semua orang muslim bisa melakukannya.

Betapa banyak orang merindukan ibadah haji namun mereka tidak diberi kesempatan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Betapa banyak pula orang yang mau haji, namun baru bisa melakukannya setelah perjuangan yang luar biasa.

Berikut Haji yang Mabrur bisa diraih dengan 5 syarat :

1.Melakukan Ibadah Haji Dengan Dorongan Iman dan Ikhlas

Dalam melakukan ibadah haji haruslah diniatkan secara ikhlas hanya mengharapkan ridho Allah SWT. Keikhlasan hati sangatlah penting demi mendapatkan ridhoNya. Dengan niat yang ikhlas, Allah akan mengantinya dengan balasan surga kepada orang-orang yang menunaikan haji lantaran panggilan iman yang dilakukan secara ikhlas.

2.Harus Bersumber Dari Rezeki Yang Halal

Ibadah haji bukanlah perkara yang sembarangan. Allah SWT hanya menerima ibadah haji seseorang jika bersumber dari rezeki 100 persen halal. Dan Allah SWT akan menolak ibadah haji seseorang jika bersumber dari uang yang haram walaupun seberat biji zarrah dalam perjalanan ibadah haji tersebut.

3. Rendah Hati dan Berakhlak Baik

Dengan menunjukan sikap tawahdu (rendah hati) di sekeliling tempat tinggal dan  lingkungan manapun ia berada dan tidak riya(pamer) ibadah haji demi mendapatkan gelar seorang haji atau hajah. Karena, orang-orang yang pergi menunaikan ibadah haji belum tentu mendapat gelar haji yang mabrur di sisi Allah SWT.

4. Berserah Diri Kepada Allah SWT.

5. Menyempurnakan Rangkaian Haji.

Orang-orang yang berhaji hendaknya benar-benar mengagungkan syi’ar Allah saat melaksanakan ritual manasik, hendaklah ia menunaikannya dengan penuh pengagungan dan tunduk pada Allah. Hendaklah ia menunaikan kegiatan haji dengan penuh ketenangan dan tidak tergesa-gesa dalam berkata atau berbuat. Jangan bersikap terburu-buru sebagaimana yang dilakukan banyak orang di saat haji dan hendaknya ia menyempurnakah rangkaian semua haji sesuai ilmu manasik haji yang diajarkan sesuai Al Qur’an dan Sunnah.

Berikut ini 6 rukun haji yang harus diamalkan oleh jamaah haji saat pelaksaan ibadah ke Tanah Suci, antara lain:

1. Ihram

Rukun haji yang pertama yaitu ihram. Yang dimaksud dengan berihram yaitu keadaan suci yang menandai dimulainya ritual haji untuk setiap jamaah. Rukun haji ihram ini dimulai dengan membaca niat hingga mengenakan pakaian ihram sebagai penutup aurat dan menjaga kebersihan.

Ihram yang merupakan rukun haji dibedakan atas ihram laki-laki dan ihram wanita. Pakaian ihram untuk laki-laki terdiri dari dua lebar kain yang dipakai dengan cara diikat di bagian bawah dan diselempangkan ke badan. Sedangkan, bagi kaum wanita, cukup memakai pakaian biasa yang bersih serta tidak diperbolehkan menutup muka dan telapak tangan.

2. Wukuf di padang Arafah

Rukun haji yang selanjutnya yaitu wukuf di Arafah. Wukuf adalah inti dari proses pelaksanaan ibadah haji, waktu di mana seluruh jamaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk beribadah dengan optimal. Waktu wukuf dimulai saat tergelincirnya matahari (masuknya waktu zuhur) pada tanggal 9 Dzulhijjah hingga terbitnya fajar di hari berikutnya, yaitu pada tanggal 10 Dzulhijjah.

3. Tawaf Ifadhah

Thawaf merupakan rukun haji ketiga yang harus dilakukan setelah berihram dan wukuf di Arafah. Tawaf merupakan ritual berjalan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali putaran. Tawaf ifadhah dikerjakan setelah para jamaah haji berada di Mina untuk melempar jumrah, kemudian kembali ke Mekkah.

4. Sa’i

Sa’i dalam rukun haji merupakan aktivitas berjalan kaki atau berlari-lari kecil secara bolak-balik sebanyak tujuh kali dari bukit Shafa ke Marwah, begitupun sebaliknya. Namun, bagi jamaah yang sakit atau tidak kuat berjalan, maka diperbolehkan untuk melakukan rukun haji ini menggunakan kursi roda sendiri atau bantuan yang telah disediakan oleh pihak Masjidil Haram.

Saat melintasi kawasan antara bukit Shafa dan Marwah, para jamaah laki-laki disunahkan untuk berlari-lari kecil. Sedangkan, bagi jamaah wanita disunnahkan untuk berjalan cepat.

5. Tahallul

Setelah melaksanakan Sa’i, jamaah melakukan rukun haji yang selanjutnya, yaitu tahallul. Yang dimaksud tahallul yaitu memotong rambut. Untuk laki-laki, paling sedikit menggunting tiga helai rambut, sedangkan bagi jamaah wanita cukup menggunting ujung rambutnya, paling sedikit tiga lembar juga.

Jika sudah melakukan rukun haji ini, maka segala macam larangan dalam masa ihram sudah diperbolehkan atau dihalalkan (tahallul). Setelah ini pun para jamaah diperbolehkan untuk mengganti pakaian ihram menjadi pakaian biasa.

6. Tertib

Rukun haji yang terakhir namun tak kalah penting yaitu tertib. Artinya, semua rukun haji dan umrah hendaknya dikerjakan secara tertib atau berurutan, seperti yang dijelaskan di atas.

Penulis: Niko Irawan
Editor: Yogi Subroto