Jon Pandu Gerah, Isu Mahar Politik dari Iriadi Digoreng Lagi

oleh -1.219 views
Wabup Kabupaten Solok Jon Firman Pandu mengaku gerah atas sikap Iriadi yang kembali menggoreng isu mahar politik. (Foto: Ist)

Patrolmedia.co.id, Solok – Wakil Bupati (Wabup) Solok Jon Firman Pandu mengaku gerah atas sikap Iriadi Iriadi Datuk Tumangguang yang terus saja menyudutkan dirinya dengan kembali menggoreng soal isu mahar politik pada Pilkada 2020 lalu.

Saat itu, Iriadi pernah mendaftar sebagai bakal calon Bupati Solok yang diusung partai Gerindra.

Pandu menduga, hal itu merupakan grand design untuk melemahkan posisinya sebagai Wakil Bupati Solok. Apalagi, saat ini Pandu tengah bersiteru dengan Bupatinya Epyardi Asda. Gorengan Iriadi itu bepotensi mencoreng nama baik Partai Gerindra.

“Dari pertama kenal dengan Pak Iriadi, saya sangat mengapresiasi beliau, karena sebagai putra Kabupaten Solok yang boleh dibilang sukses di perantauan, beliau memiliki niat membangun tanah kelahirannya. Yakni dengan ikut mencalonkan diri sebagai Bupati Solok.

Tidak hanya ke Partai Gerindra, beliau juga berkontribusi uang ke sejumlah partai dengan harapan bisa dicalonkan sebagai Bupati.

“Namun, sekarang hanya kepada saya dan Partai Gerindra, kontribusi itu diminta kembali. Dari awal sudah saya katakan, keputusan maju sebagai bupati ada di tangan DPP Gerindra, bukan di tangan saya sebagai Ketua DPC Gerindra,” kata Pandu, baru-baru ini.

Karena terus ditagih Iriadi Dt Tumanggung dan persoalan uang merupakan sesuatu yang sensistif, Pandu mengaku siap mengembalikan uang sumbangan dari Iriadi tersebut.

Tapi, karena tidak memiliki uang kes dan tabungan yang cukup, Pandu mengaku siap melepas salah satu asetnya, berupa bidang tanah di wilayah Sukarami, Kabupaten Solok.

“Sejatinya, saya tidak ingin berkonflik. Jika kontribusi atau sumbangan yang telah diberikan Pak Iriadi kepada saya dan Partai Gerindra diminta kembali, saya siap mengembalikan,” ucapnya.

Satu hal, Pandu mengingatkan, ia dan masyarakat luas bisa menilai sendiri, seperti apa pribadi Iriadi. Apalagi, hal itu terus di-blow up atau dipasang-panaskan, saat Pandu sedang bersitegang dengan Bupatinya.